Tulisan orisinal ini menjadi sumber penting dalam melihat
Islam Hari Ini terkait Bank dan Jatuhnya KeKhalifahan, tulisan saya
ambilkan dari seorang guru yang telah membawa kita semua ke dalam suatu
kesadaran tentang apa yang harus kita kerjakan berdasarkan ketakwaan.
Disini kita dapat melihat bagaiman awal mula bank-bank dan berbagai
kejahatan yang terjadi dibalik itu, yang terus berlangsung hingga hari
ini.
Kisah ini bermula dari keluarga kalangan bankir hingga
Yang Mulia Duke Wurttemberg dan agen Pangeran Lowestein – Wertheim, yang
dipimpin oleh Schutzjude Moses Hirsch. Schutzjude berarti seorang
yahudi yang dilindungi oleh penguasa. Abad ke – 19 menyaksikan pelepasan
yang penghabisan rintangan-rintangan yang melawan riba, dan demikianlah
riba perbankan berevolusi di jalurnya menuju ke arah kekuatan politis.
Anak laki-laki Moses, Jacob membeli sebuah gelar feodal dan karena itu
terlepas dari tekanan-tekanan anti riba yang tersisa yang diterapkan
kepada orang yahudi.
Pada tahun 1835, sang putra, Joel membentuk salah satu
bank-bank hipotek pertama dengan Rothschilds sebagai mayoritas
pemegang saham. Saudara laki-lakinya, Joseph ditunjuk sebagai pemimpin
bankir oleh Ludwig I di Munich, suatu posisi yang tak tertandingi bahkan
setelah pendirian Bavarian State Bank. Salah satu anak
laki-laki Joseph adalah Maurice de Hirsch, lahir tahun 1831. Ibunya
berasal dari kalangan bankir di Frankfurt, keluarga Wertheimer. Ia
magang pada lembaga perbankan Bischoffsheim dan Goldschmidt. Pada tahun
1855 Hirsch menikahi Clara, anak perempuan Bischoffsheim dan beribu dari
keluarga Goldschmidt. Keluarga ini menghidupi sejumlah bank ternama di
Belgia dan Perancis. Demikianlah, ayah mertua Hirsch merupakan penasihat
keuangan Raja Leopold dari Belgia, menangani dana Partai Liberal dan
menjalankan bagian keuangan. Anak laki-lakinya, Max menikahi anak gadis
Rothschild dari Frankfurt dan mengelola bank miliknya yang bernama
Goldschmidt – Rothschild. Bank tersebut pada dasarnya melayani satu
rekening yang sangat besar yang merupakan milik Maurice de Hirsch.
Pada tahun 1858 Hirsch mencabut kewarganegaraan Belgia.
Ia terlibat dalam sejumlah rencana-rencana finansial bersama seorang
petualang bernama Lagrand Dumonceau, yang mencoba membujuk orang-orang
Katolik kaya untuk ‘mengkristenkan’ modal mereka dalam
petualangan-petualangan riba demi keuntungan yang tinggi. Pada abad
ke-19, ia merupakan bankir bagi orang Kristen seperti halnya bankir
Islam bagi orang Islam di abad ke-20. Pius IX membuatnya menjadi
Bangsawan Kepausan. Ia kemudian secara in absentia dihukum kerja paksa
selama 15 tahun karena melakukan penipuan. Hirsch dan Lagrand-Dumonceau
mengepalai serangkaian perusahaan usaha bersama antara lain: Association
Generale d’assurances, Banque de Credit Foncier et Industriel dan
pada tahun 1864 adalah International Land Credit Company.
Direktur-direkturnya termasuk Lord Robert Cecil,
kemudian Marquess13) of Salisbury dan Perdana
Menteri Inggris dan Menteri-menteri Luar Negeri, Kehakiman dan Keuangan
Belgia.
Pada akhir tahun 1800-an International Land Credit
Company dan perusahaan induknya yang meragukan yaitu Credit
Foncier berada di ambang kehancuran.
Terhadap latar belakang kriminalitas ahli keuangan ini
Hirsch mulai bergerak masuk ke dalam dunia dimana politik diubah menjadi
keuangan tingkat tinggi.
Pada tahun 1868 Hirsch, dengan dukungan Bischoffsheim
merebut konsesi untuk East Hungarian Railway (Jalur Kereta Api
Hungaria Timur), bekerjasama dengan Anglo-Austrian Bank. Begitu
usaha-usaha perbankan terdahulu jatuh dalam bencana, Hirsch muncul
sebagai pengarang dari suatu rencana yang ambisius, menghubungkan Wina
dengan Istanbul yang berjarak lebih dari 1.000 mil. Dalam waktu 20 tahun
kerja keras luar biasa ini mendominasi kehidupan Hirsch dalam suatu
lingkaran perampokan, penipuan dan intrik.
Orient Railway akan menghubungkan Eropa dan
Usmaniyya Islam. Agar mudah dikerjakan, suatu sistem keuangan yang
disatukan harus menyertai pembangunan jalan kereta api itu karena jarak
yang harus disatukan melalui Austro-Hungaria, Serbia dan Turki.
Karena Sultan tidak mempan terhadap perintah-perintah para bankir, ia
harus ditetapkan sebagai koruptor, keras kepala dan yang paling utama
adalah sebutan sebagai terbelakang dan tidak modern karena sikap
bertahan dalam menentang tidak hanya pembangunan jalan kereta api tetapi
juga mekanisme-mekanisme keuangannya.
Pada tahun 1861, organisasi milik Pereire Brothers
yaitu Credit Mobilier mendirikan Imperial Ottoman Bank.
Tak lama kemudian Rothschilds, Pereire Brothers dan Lagrand
Dumonceau tak tertahankan merencanakan dengan diam-diam rute-rute kereta
api ke Istanbul.
Pada tahun 1867 Sultan Abdalaziz dan Wazir14)
Fuad Pasha yang Agung mengunjungi Wina dan pada tanggal 31 Mei 1868
mereka mengabulkan konsesi Orient Railway kepada Asosiasi
Langrand-Dumonceau. Ia kehilangan konsesi tersebut karena kelalaian
pada tanggal 12 April 1869. Lima hari kemudian konsesi tersebut sudah
direbut oleh Hirsch dalam bentuk perjanjian dengan Menteri Pekerjaan
Umum, Da’ud Pasha, yang kemudian dicap oleh Imperial Ferman (Keputusan
Sultan Kerajaan) pada tanggal 7 Oktober 1868.
Orang-orang Serbia mendesak Wina untuk meletakkan jalur
kereta api tersebut melewati Belgrade tetapi baik kekalifahan Usmaniyya
dan Austro-Hungaria menghendakinya melewati Bosnia. Jalan kereta api
tersebut akan dari Istanbul menuju Edirne, Plovdive, kemudian Sofia,
melewati Serbia menuju Bosnia dan Sarajevo, sebelum kemudian menyatu
dengan Austrian Sudbahn.
Pemegang konsesi yang bertanggung jawab atas pembangunan
dan operasinya, akan menerima dari pemerintahan Ottoman Turki, subsidi
tahunan sebesar 14.000 franc (£ 560) untuk setiap kilometer yang
diselesaikan selama masa konsesi tersebut: sewa tahunan sebesar 8.000
franc (£320) per kilometer ditarik dari perusahaan pelaksana, mewakili
keseluruhan 10% dari biaya konstruksi yang diperkirakan untuk
setiap kilometer.
Pada tahun 1870, Hirsch mendirikan perusahaan pelaksana
sendiri. Hirsch memilih bankir Perancis Paulin Talabot, pemimpin Societe
Generale de Paris dan Count Kinsky, juga peserta pendiri dari Anglo-Austrian
Bank.
Akibat adanya proyek internasional yang luas ini serta
intrik, bersamaan dengan petualangan-petualangan semacam itu, satu sama
lain saling bertautan, dan semua produk dari kesatuan-kesatuan bank yang
berhubungan, segera saja London, Paris dan Brussel dibanjiri
dengan surat-surat obligasi Turki, diperdagangkan dengan
potongan-potongan harga besar-besaran. Sebuah taktik Hirsch untuk
bertahan adalah dengan mengeluarkan kertas-kertas lotere dengan suku
bunga rendah yaitu 3%, dua poin di bawah suku bunga yang
ditetapkan Ottoman, dan dapat ditebus dengan nilai yang sama setelah 99
tahun. Akan ada penarikan setiap dua bulan yang memenangkan tiket-tiket
seharga kurang lebih 600.000 franc (£24.000).
Hirsch, yang sekarang dipanggil dengan nama Baron
Turkenhirsch, mendirikan suatu kongsi asuransi, dipimpin oleh Societe
Generale. Pemerintah Kerajaan Ottoman di Istanbul mengeluarkan
1.980.000 lembar surat-surat obligasi bagi Hirsch dengan nilai nominal
sebesar 400 franc, dan dikreditkan kepadanya sebesar 128,50 franc,
sedikit lebih banyak dari 32% dari nilai nominal saham. Pada bulan Maret
1870 Hirsch menjual rangkaian pertama dari 750.000 lembar surat-surat
obligasi senilai 155 franc kepada kongsinya, yang ditawarkan kepada
khalayak senilai 180 franc. Ini terjadi selama masa yang disebut sebagai
gelombang penanaman modal internasional, salah satu ledakan-ledakan
misterius dari apa yang disebut tekanan-tekanan yang dihasilkan pasar.
Walaupun surat-surat obligasi tersebut dianggap sebagai surat-surat
hutang, jaminan mereka hanyalah janji Pemerintah Kerajaan Ottoman untuk
membayar perusahaan konstruksi dengan tunjangan sebesar 28 juta franc
per tahun (lebih dari £1.500.000) – untuk 99 tahun.
Pada bulan September 1872, 1.230.000 surat-surat obligasi
yang tersisa ditawarkan dengan nilai 150 franc kepada kongsi tersebut
dan 170 franc kepada masyarakat. Tetapi ambruknya pasar bursa di tahun
1873 menerpa. Masih tersisa setengah dari Turkenlose yang tidak terjual,
nilainya jatuh dari 183 franc menjadi 115 franc. Hirsch tentu saja
menjadi lebih kaya, menjadi tokoh yang sekarang sangat dikenal akan
kemampuannya mendapatkan kekayaan dari kejatuhan orang lain. Hirsch
sebagai pemegang konsesi memiliki £14 juta di tangannya untuk
pembangunan dan keuntungan atas Turkenlose sebesar £2 juta.
Intrik-intrik yang terus berlanjut – saya tidak memberi indikasi bahwa
konspirasi hanya merupakan rangkaian-rangkaian yang berkelanjutan dari
tata cara-tata cara dan perjanjian-perjanjian seputar pembangunan jalan
kereta api – melibatkan Sultan, Yang Mulia Wazir Ali Pasha dan
Yang Mulia Wazir Mahmud Nedim Pasha dan Ralph Anstruther yang adalah
juga pemimpin East Hungarian Railway. Proyek-proyek teknis
pembaharuan, yang sama sekali bukan modul-modul fisik nyata yang
dilaksanakan secara rasional, hanyalah merupakan lisensi-lisensi untuk
memudahkan pergerakan angka-angka abstrak yang tidak mengenal bangsa dan
mata uang yang disandikan dalam apa yang disebut sebagai mata uang ke
dalam dokumen-dokumen kertas – yang disebut saham-saham dan surat-surat
obligasi.
Uang pinjaman Turki pada tahun 1855 bergerak di Eropa
tanpa ada hubungan yang nyata dengan Pemerintah Kerajaan Ottoman,
mengambang, abstrak dan mengancam hubungan Sir Edward Hamilton dari
Departemen Keuangan Inggris dan Rothschilds yang telah mengeluarkan apa
yang disebut sebagai pinjaman.
Selama abad ke-19, berlangsung hingga depresi di tahun
1873 Pemerintah Kerajaan Ottoman didorong untuk menerapkan
depresiasi untuk meminjam uang dalam rangka menutup
pembayaran-pembayaran bunga dan defisit. Pada tahun 1875 Mahmut dipaksa
untuk mendeklarasikan suatu penangguhan pembayaran hutang atas hutang
Pemerintah Kerajaan Ottoman sebesar £200 juta.
Gerakan selanjutnya adalah bagi kekuatan-kekuatan Barat
untuk menyatakan bahwa Turki pailit dan menunjuk suatu Komisi
Internasional untuk mewakili para pemegang surat obligasi asing. Turki,
yang tidak mendapat kredit, terdorong untuk mengenakan pajak yang tidak
adil kepada rakyatnya. Orang-orang Serbia bangkit memberontak.
Kekuatan-kekuatan raksasa mulai memaksa. Midhat Pasha ditarik kembali
yang mengakibatkan turunnya Abdalaziz pada bulan Mei tahun 1876, yang
pada gilirannya membuka jalan bagi tokoh penting, Abdalhamid lewat Murad
yang tidak bahagia.
Kematian Khalifah, dibuangnya Midhat, perang dengan
Serbia, kekejaman orang-orang Bulgaria yang terkenal tak adil yang tidak
pandang bulu terhadap tindakan-tindakan pemberontakan kriminal,
semuanya memiliki kekuatan yang mendorong dalam manipulasi
pinjaman-pinjaman, surat-surat obligasi dan keadaan-keadaan mengambang
magis yang berasal dari apa yang disebut National Bank
atau Imperial Bank, tidak ada satupun yang dapat membanggakan
suatu dasar modal dalam kekayaan nyata dan dimiliki oleh negara yang
dimaksud. Karena merupakan keuangan internasional, suatu modal yang tak
nyata di ‘antara’ bangsa-bangsa, mayoritas dimiliki oleh sekelompok
keluarga-keluarga yang mengganti kebangsaan mereka dan menerima
gelar-gelar mereka dengan mengesankan tanpa rasa malu.
Bosnia dan Herzegovina dialihkan kepada administrasi
Austria di bawah bendera Usmani. Pembangunan jalan kereta api tersebut
tidak selesai. Setengah dari perdagangan laut Turki dikontrol oleh
Inggris.
Pada titik ini Hirsch mentransfer kegiatannya dari Paris
ke Wina dan melepas kewarganegaraan Austrianya. Pada tahun 1881 Hirsch
masih menyusun rencana secara diam-diam untuk menyelesaikan pembangunan
jalan kereta api tersebut. Sekarang ia mencoba menghubungkan Austrian
State Railway dengan Banque de Paris dan Pays Bas
yang muncul sebagai hasil penggabungan dengan Bischoffsheim dan
Goldschmidt. Bank ini dipimpin oleh saudara ipar Hirsch yaitu Heinrich
Bamberger. Sambungan-sambungan akhir pada jalan kereta api tersebut
masih belum selesai. Para rekanan Ottoman Bank, tanpa
sepengetahuan pemerintahan Ottoman, ditarik oleh Hirsch yang merasa
marah dan akhirnya jalan kereta api tersebut terselesaikan,
namun kemudian Komisi Hutang Negara Ottoman mengontrol seluruh kekayaan
Pemerintah Kerajaan Ottoman.
Biaya dari pengurangan lama perjalanan dari Wina ke
Istanbul yang semula 7 hari menjadi 40 jam mengakibatkan kehancuran yang
tak terelakkan dari Kekhalifahan Islam.
Petualangan berakhir, Hirsch harus memutuskan dirinya
dari petualangan tersebut, setelah proses pengadilan yang berkepanjangan
ia berhasil menyelamatkan dirinya. Hirsch menerima Grand Cordon
(Gelar kebangsawanan) dari Orde Usmani walaupun kalangan Istanbul
bersikeras menyatakan bahwa Sultan membenci Hirsch dan menginginkan
kepalanya. Hirsch menyerahkan kendali jalan kereta api itu kepada
sebuah kelompok yang dipimpin oleh Deutsche Bank, yang salah
satu pendirinya adalah Ludwig Bamberger, yang saudara laki-lakinya yaitu
Heinrich, pemimpin Parisbas yang menikahi saudara perempuan Hirsch.
Para penerus merencanakan untuk mengalihkan jalan kereta
api tersebut ke Baghdad. Tentu saja hal itu dimaksudkan untuk tujuan
penaklukan, didorong oleh carikan-carikan kertas yang disebut mata uang
dan surat-surat obligasi.
Weizmann, presiden pertama Israel mengingat kembali
bahwa di rumah keluarganya di Pinsk tergantung empat lukisan :
Maimonides, Chekhov, Tembok Ratapan dan Baron de Hirsch.
Sementara Hirsch secara aktif menghancurkan struktur
Usmaniyya menjadi tipe pemimpin dan pemerintah yang baru, kekuatan elit
memiliki satu lagi kunci dasar di dalam kekalifahan – Mesir. Harus
diingat bahwa kesatuan nasional yang memiliki ciri tersendiri merupakan
pokok persoalan dari kegiatan-kegiatan antar para nasionalis. Ada banyak
maksud-maksud dari pengambilan kekayaan – instrumen-instrumennya sama,
perbankan: kalangan keluarga-keluarga elit yang saling menikahi, tanpa
kesetiaan kepada bangsa. Pemangsa lain semacam itu adalah Ernest Cassel.
Minat Cassel sangatlah luas. Ia menjadi salah satu anggota dewan di Shanghai
Bank dan Hong Kong Bank. Bersama Rothschild ia menjadi
bagian dari Maxim Gun Company yang berbentuk badan hukum pada
tahun 1844. Ia menjadi bagian dari Vickers, produsen senjata.
Setelah memberi pinjaman pada Uruguay ia pindah ke Scandinavia.
Bersama Frederick Warburg, menantu Jacob Schiff, dengan modal sebesar £
995.000 ia mendirikan Grangesberg Oxelosund Traffic Company.
Namun kekayaan utamanya akan datang dari Mesir. Di bawah pemerintahan
Raja Muda Ismail, dua pertiga dari penghasilan negara untuk
membayar hutang. Cassel muda yang bekerja pada teman kita Bischoffsheim
dan Goldschmidt meminjamkan uang kepada Raja Muda Ismail sebesar £7 juta
dengan bunga 7% untuk membangun industri gula. Pada tahun 1873 kongsi
milik Bischoffsheim berhasil memberikan pinjaman negara sebesar £32 juta
juga dengan bunga 7%, dalam satu gerakan yang menyedot seluruh
penghasilan negara yang tak diamankan.
Raja Muda dipaksa untuk menjual sahamnya atas
Terusan Suez kepada Pemerintah Inggris dengan harga £4 juta dan meminjam
£8 juta dari Anglo-Egyptian Bank.
Pada saat yang sama Sultan terpaksa gagal membayar
hutang-hutang. Raja Muda juga gagal, menyapu bersih cadangan Anglo-Egyptian
Bank. Perancis masuk dan mendirikan Caisse de la Dette
Publique dan mengambil alih setengah dari penghasilan negara yang
besarnya £10 juta untuk memindahtangankan kepada para pemegang
surat-surat obligasi dari Perancis. Raja Muda dipaksa
meminjam uang dari orang-orang Yunani di Alexandria dan
orang-orang Yahudi dengan bunga 30%.
Secara Politis, Sultan diwajibkan untuk menurunkan Raja
Muda dari tahta dan menggantikannya dengan anaknya, Tawfiq.
Rothschilds kemudian masuk dengan versi mereka untuk
menyelamatkan. Mereka mengeluarkan £8,5 juta surat-surat obligasi
hipotek kepemilikan tanah sebagai pinjaman dengan bunga 5%, di London
dan Paris. Ini menghancurkan rakyat jelata yang diperintah untuk
berhemat. Seorang nasionalis bernama Arabi Pasha, mengambil kendali
dalam suatu kudeta. Di sini kita mempunyai model dasar dari
respon Arab dan Turki terhadap jebakan yang mengandung riba –
penurunan tahta dan kudeta. Ketika debu berhenti bergerak, maka para
pemberi hutang kemudian dapat menyusun syarat-syarat dalam
mempertahankan perekonomian pada pemegang jabatan yang baru atau
sebaliknya menyingkirkannya. Apa yang disebut sebagai model demokratis
mengikuti pola ini, penipuan pemerintahan yang sempurna untuk mengontrol
massa dalam perbudakan. Tetap saja, seratus tahun kemudian,
pemberontakan, terorisme dan kudeta dijalankan bersamaan dengan
pemilihan umum untuk menjamin agar para bankir dibayar.
Menurut seorang pro-Mesir bernama Scawen Blunt, Charles
Wilson, Menteri Keuangan Gabungan Inggris – Perancis, yang dipecat oleh
Ismail pergi ke Paris Rothschilds dan memperingatkan mereka akan adanya
penolakan hutang yang akan datang. Pada gilirannya mereka “dalam
keputusasaan mereka akan jutaan uang mereka” seperti yang diuraikan
Blunt, pergi menemui Bismarck. Ia mengancam untuk ikut campur. Sultan
memecat Ismail dan hutang Arabi terbayar. Tetapi sebelum Arabi dapat
dinon-aktifkan ia telah mulai membentengi Alexandria dimana
armada-armada Inggris dan Perancis berlabuh. Kemudian pasukan-pasukan
tentara di bawah pimpinan Sir Garnet Wolseley dikirim maju dan menang
atas Tel-el-Kebir. Tindakan lanjutannya adalah mengirimkan Mayor Evelyn
Baring, anak laki-laki dari Lord Revelstoke dan anggota dari Bank Baring
yang juga keturunan Yahudi Lithuania, ke Mesir sebagai Agen dan Konsul
Jenderal Inggris. Adalah tugas utama pria ini untuk menemukan jalan
untuk membuat para ulama Mesir membatalkan fatwa yang menuduh secara
terbuka perbankan sebagai sistem riba. Akhirnya ia menemukan orangnya.
Muhammad ‘Abduh penganut ajaran kebatinan, murid dari penghasut asal
Iran bernama Jamaludin al-Afghani. Demikian, apa yang disebut sebagai
pembaharu Islam dari asal mulanya merupakan bagian dari
strategi untuk mengijinkan sistem perbankan feodal yang dikelola oleh
sejumlah oligarki yang berkuasa. Bantuan pinjaman pada tahun 1885
sebesar £9.424.000 dikeluarkan di London dan Paris oleh Rothschild.
Pada tahun 1892, imbalan bagi Baring tiba dalam
bentuk sebuah gelar kebangsawanan. Sebagai Lord Cromer ia terus-menerus
menghancurkan kekuatan pemerintah terhadap perdagangan yang merupakan
dasar dari Islam dan menggantikannya dengan penerimaan secara terbuka
sistem riba kapitalisme tinggi yang disebut sebagai pembaharuan di
Eropa.
Di Omdurman15), pasukan Inggris menghancurkan
pasukan Islam Mahdi berkat Cassel. Kemenangan tersebut dicapai karena
adanya bantuan 44 senjata buatan Vickers Maxim yang membunuh
10.000 orang dibandingkan dari pihak Inggris yang hanya 500 korban.
Mesir membayar untuk operasi tersebut. Cromer kemudian memilih Cassel
untuk mendanai proyek Bendungan Aswan. Ia akan membebankan tanggung
jawab kepada para kontraktor. Orang-orang Mesir akan membayar pada saat
penyelesaian pembangunannya, yang diambil dari kenaikan penghasilan dam
tersebut, kira kira sebesar £2 juta per tahun. Churchill menyebutnya
investasi terbaik sepanjang sejarah. Cassel terus menerima tanah-tanah
Daira Sanieh – seperlima dari tanah Mesir yang dapat ditanami. Untuk
setengah juta dibayar terlebih dahulu, sisa setengahnya dibayar selama
sepuluh tahun, Cassel telah mendapatkan tanah-tanah tersebut yang
diberikan oleh seorang yahudi spanyol, bernama Raphael Suares. Enam
tahun kemudian, dengan nilai nominal £1, saham-saham perusahaan
terbatas diberi harga pasar sebesar £108, penyerahan
kepemilikan secara cepat senilai £13 juta. Dengan adanya transaksi Daira
Sanieh di belakangnya, Cassel mendapatkan keputusan yang mengijinkannya
mendirikan National Bank of Egypt. Dengan modal awal sebesar
£1 juta, setengahnya dari Cassel, berdirilah bank tersebut. Di antara
para direkturnya, enam orang adalah bankir Yahudi setempat, lainnya
dimasukkan oleh Cassel, di antara mereka adalah Carl Meyer, baru keluar
dari Rothschild dan Vincent Caillard, saudara D’Israeli yang bertugas
selama 14 tahun sebagai komisaris pada Administrasi Hutang Negara
Ottoman. Untuk posisi komisaris pemerintah bagi National Bank
yang dipilih oleh Cassel adalah Victor Harari, mantan Direktur Jenderal
Pembukuan Negara pada Kementrian Keuangan Mesir, salah satu dari sedikit
orang Yahudi yang menjadi Pejabat Tinggi dan Ksatria.
Di bawah pimpinan Cromer – seorang dari kalangan Baring,
ingatlah – National Bank melahirkan Agricultural Bank of
Egypt. Setelah 3 tahun nilai nominal saham yang mulanya £5 menjadi
£800.
Kontrol perbankan yang dilakukan Cassel di Mesir secara
efektif mendorong Perancis dan Ottoman Bank keluar dari Mesir.
Untuk menggantikan kerugian atas Entente Cordiale adalah
pemberian konsesi kepada Perancis atas Maroko sebagai – apa yang disebut
– daerah protektorat.
Demikianlah pengepakan yang perlahan dan
pembagian menjadi kesatuan-kesatuan ‘perbankan’ nasional dari
Umma Islam, yang secara politis didefinisikan oleh Barat sebagai
Kerajaan Ottoman, dicapai dengan sendirinya oleh adanya
kolaborasi Yahudi-Kristen yang melibatkan kekuatan-kekuatan besar Eropa.
Sehingga pemerintah Inggris meminta Cassel, sebagai bagian dari
protokol-protokol Entente Cordiale, untuk merancang suatu
pinjaman bagi pemerintah Maroko. Cassel mendesak agar ia memiliki
kendali atas dana tersebut. Sehingga National Bank of Morocco
terwujud. Untuk keberhasilan ini Cassel menerima Legion of Honour,
sebuah gelar kebangsawanan dan sebidang tanah Maroko seluas 100.000
are.
Pada tahun 1888, Siemens dari Deutsche Bank
mendapatkan konsesi bagi jalan-jalan kereta api di Anatolia
untuk membangun jalur dari Haidar Pasha di pesisir Asia dekat Istanbul
ke Ankara dan dari Eskishehr ke Konya. Pada tahun 1896 Siemens
merencanakan untuk memperpanjang jalan kereta api ke Baghdad dan Basra.
Di saat inilah Kaiser Wilhelm membuat kunjungan kenegaraan ke Istanbul
dan terus ke Yerusalem dan Damaskus di tahun 1898.
Selama kunjungannya ini Kaiser Wilhelm menyapa Khalifah
sebagai pemimpin 300 juta umat Muslim. Di Damaskus ia meletakkan
karangan bunga di makam Salahuddin. Pada tahun 1899 Abdalhamid
menandatangani Keputusan Sultan yang memberi kuasa atas Imperial
Ottoman Baghdad Railway. Lagi-lagi tokoh-tokoh yang sama muncul
mendorong minat-minat negara-negara – Perancis, Jerman, Inggris tetapi
tentu saja selalu menyangkut masalah apakah pinjaman-pinjaman dan
kontrak-kontrak ditangani oleh Rothschild atau oleh Cassel atau oleh
sepupu-sepupu ‘Perancis’ mereka.
Tahun 1907. Kaiser Wilhelm mendesak agar konsesi Baghdad
Railway berada di tangan Jerman. Setahun kemudian pemberontakan Young
Turks16) melawan Sultan terjadi. Salah satu protes
mereka adalah jaminan Pemerintah Kerajaan Ottoman bagi jalur kereta api
sementara pembayaran angkatan bersenjata secara serius tertunggak. Namun
gejolak yang dimaksudkan untuk mengoncang kekalifahan bukanlah
berlandaskan pemberontakan militer pribadi, tetapi lebih merupakan
peperangan bergaung di antara bank-bank besar dengan sekelompok kecil
keluarga yang saling menikahi yang menginginkan keuntungan-keuntungan
masuk ke boks-boks mereka dan bukannya sepupu-sepupu mereka.
Ottoman Bank, atau Perancis jika anda seorang
ahli sejarah yang berpikiran kuno dan Deutsche Bank atau Jerman
melakukan manuver bagi pembangunan jalan kereta api. Young Turks antri
untuk menerima pinjaman dari Inggris, yaitu pinjaman dari Bank Baring.
Cassel dengan segera membalas dengan pembayaran di muka dalam bentuk
pinjaman sebesar £1,5 juta yang sudah disepakati dalam kontraknya dengan
Ottoman Bank untuk tahun berikutnya. Dalam bulan yang sama,
pembentukan National Bank of Turkey diumumkan dengan modal awal
sebesar£3 juta dan selanjutnya sebesar £2 juta jika konsesi dikabulkan
untuk mendirikan Land Bank, berdasarkan model perbankan Mesir
milik Cassel yang sukses.
Di antara direktur-direktur Bank ‘Nasional’ terdapat Sir
Adam Block, pengurus administrasi pada Komisi Hutang Ottoman dan
Presiden Dewan Perdagangan Inggris, berbagai pemimpin Young Turks dan
Lord Revelstoke, sebut saja mantan seorang Baring dan seorang direktur
Bank Baring. Ini merupakan salah satu tindakan-tindakan terakhir
Abdalhamid – ia menandatangani Keputusan Sultan yang mengesahkan National
Bank milik Ernest Cassel pada tanggal 5 April tahun 1908. Ini
menggerakkan pemberontakan-pemberontakan dan
kontra-pemberontakan-pemberontakan yang mengakibatkan pengunduran diri
Khalifah Abdalhamid demi saudara laki-lakinya yang terpenjara
dalam istana. Sementara itu dalam £1 juta pinjaman kota praja
Istanbul terlihat National Bank beraksi. Banque de
Salonique dan para broker Yahudi Inggris, Keyser, berjuang untuk
mendapatkan hak istimewa atas pinjaman tersebut.
Pada tahap ini ketamakan yang luar biasa dari para
bankir telah nyata-nyata menegaskan bahwa kebangkitan warganegara akan
sia-sia bagi kerajaan Usmani.
Pada tahun 1911, Deutsche Bank telah
mengamankan Baghdad Railway sebagai proyek mereka. Pemerintah
Kerajaan Ottoman menandatangani pada bulan Maret. Sementara Djavid Bey
sedang merencanakan masak-masak hutang-hutang Pemerintah Kerajaan
Ottoman. Ia mencari suatu pinjaman baru dari (apa yang disebut) Ottoman
Bank. Menteri Luar negeri Prancis mendesak untuk adanya
pengendalian atas keuangan negara Ottoman sebagai jaminan dan penarikan
diri Maghrib 17) secara penuh ke Perancis. Pemerintah
Prancis tidak tahu bahwa ada sebuah perjanjian rahasia antara Ottoman
Bank dan Deutsche Bank yang saling menjamin 30% atas
keikutsertaan dalam setiap proyek di Turki. Djavid Bey mengakhiri dengan
suatu pinjaman senilai £6 juta yang akan disusul dengan £5 juta pada
tahun 1911 dari Credit Mobilier. Itu pada gilirannya menetapkan
kekuatan-kekuatan Eropa – yaitu keluarga-keluarga perbankan – satu
lawan yang lain.
Apa yang disebut sebagai Komite Persatuan dan Kemajuan
telah menguras kekayaan negara dan menggantikannya dengan sistem hutang
riba secara fatal telah merusak negara. ‘Perancis’ – seperti yang tetap
saja kita bayangkan – memiliki kontrak untuk membangun suatu sistem
jalan yang baru. Jerman memiliki kontrol atas angkatan bersenjata.
Inggris sedang memperbaharui armadanya. Seorang inspektur Jenderal
Inggris menjalankan Bea Cukai. Sementara setiap orang berselisih
pendapat mengenai syarat-syarat pinjaman Credit Mobilier,
Pemerintah Kerajaan Ottoman mengumumkan bahwa Deutsche Bank
telah merancang suatu konsorsium untuk membawa pinjaman sebesar £11
juta, diamankan terhadap pajak penghasilan Istanbul. Untuk menghadapi
hal ini Cassel mengajukan penggabungan Ottoman Bank dan National
Bank, tetapi ia terlambat.
Plot-plot Cassel yang terakhir berada dalam apa
yang disebut Turkish Petroleum Company. Dalam lautan hiu – Royal
Dutch Shell, Gulbenkian, Deutsche Bank, Anglo–Persian Oil – Cassel
berjuang untuk mendapatkan bagiannya atas minyak di Mesopotamia. Kalah
dalam penawaran, Cassel mengundurkan diri. Tahun 1914 tampaklah Cassel
meninggalkan ekploitasinya di Turki, karena menyadari bahwa keuntungan
tidak dapat bertambah lagi sampai bencana yang baru menerpa. Ketika
Cassel meninggal ia menyatakan : “Saya memiliki segalanya di dunia yang
tidak saya inginkan, dan yang saya inginkan tidak saya miliki.”
(ALLFREY: Edward VIII dan dewan Yahudinya). Anak gadisnya, Edwina,
menikahi Lord Mountbatten. Di antara begitu banyak perselingkuhan yang
ia lakukan adalah skandalnya dengan Nehru yang memihak kaum Hindu India
atas kaum Muslim dalam Pembagian Wilayah dan perbudakan bagi Kashmir.
Semua lembaga-lembaga dan metode-metode perbankan
terpenting yang meraup kekayaan yang melimpah milik negara Usmani akan
meneruskan langkah serakah mereka hingga akhir abad ke-20. Baru sekarang
dalam fase sekarang ini keluarga-keluarga yang sama ini dapat dilihat
menghisap darah European Union (persekutuan Eropa), Rusia dan
Amerika sendiri, korban terakhir para bankir – untuk perbankan sendiri,
seperti kanker yang pada akhirnya menghancurkan organisme induknya.
(KEMBALINYA KEKHALIFAHAN, oleh Shaykh Dr. Abdalqadir
As-Sufi, diterjemahkan oleh: Abbas Firman, Ribat Rasulullah, 2003)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar