Cara mendapatkan (Malam) Lailatul Qadar
Lailatul Qodr adalah salah satu malam pada
Bulan Ramadhan yang memiliki keutamaan yang sangat besar. Lalu bagaimana
cara mendapatkan keutamaan tersebut?
Pertama: Imani adanya dan keutamaannya sesuai berita
yang shohih yang sampai kepada kita. Dengan mengimaninya saja akan
mendapatkan pahala, disamping itu juga dapat memotivasi kita untuk lebih
bersemangat.
Lailatul Qadar merupakan malam yang sangat indah, penuh ketenangan,
kesejahteraan, keselamatan, kedamaian dan keberkahan.
Menurut para ulama, Lailatul Qadar bisa berarti Malam Kemuliaan. Bisa
juga dinamakan demikian karena pada malam tersebut turun kitab yang
mulia, turun rahmat dan turun malaikat yang mulia.
ِإِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (١) “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.Lailatul Qadar juga bisa berarti malam yang penuh sesak karena ketika itu banyak malaikat turun ke dunia. Pada malam inilah, banyak para malaikat yang turun ke bumi, termasuk malaikat yang paling utama yaitu Jibril -’alaihissalaam-.
تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (٤ Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Rabb-nya untuk mengatur segala urusan. “Lailatul Qadar itu pada malam 27 atau 29, sungguh Malaikat yg turun pd saat itu ke bumi lebih banyak dari jumlah batu kerikil.” (HR Thayalisi dlm Musnad-nya no. 2545; juga Ahmad II/519; dan Ibnu Khuzaimah dlm shahih-nya II/223)Bisa juga berarti malam penetapan takdir / qodar.
فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِي(٤)أَمْرًا مِنْ عِنْدِنَ Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi kami.(QS. Ad Dukhaan) Pada malam ini, segala urusan yang penuh hikmah dirinci, maksudnya segala kejadian selama setahun ke depan ditentukan dengan izin Allah yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana. Penentuan takdir pada malam tersebut adalah penentuan takdir tahunan. Malam itu penuh keselamatan, kedamaian dan keberkahan.
سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ Malam itu (penuh) keselamatan hingga terbit fajar.(QS. Al Qadr)
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi(QS. Ad Dukhaan)
وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (٢)لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (٣ Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (QS. Al Qadr)Menakjubkan, malam tersebut lebih baik daripada seribu bulan yaitu sekitar 83 tahun. (Untuk Makna Nama Lailatul Qodr, Periksa Zaadul Maysir, 6/177, Ibnul Jauziy, Mawqi’ At Tafaasir, Asy Syamilah). Kedua: Beribadah sesuai dengan yang dicontohkan oleh Nabi. Sholat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيْمَانًا وَ احْتِسَابًا غُفِرَ له مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ “Artinya : Barang siapa berdiri (shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” [Hadits Riwayat Bukhari 4/217 dan Muslim 759] Do’a Disunnahkan untuk memperbanyak do’a pada malam tersebut.
Tirmidzi, Ibnu Majah dan selainnya meriwayatkan dari Ummul Mukminin ‘Aisyah radliallahu ‘anha, beliau berkata, قلت يا رسول الله أرأيت إن علمت أي ليلة ليلة القدر ما أقول فيها ؟ قال قولي اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عني Aku berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, apabila aku mengetahui waktu malam Al Qadr, apakah yang mesti aku ucapkan pada saat itu?” Beliau menjawab, “Katakanlah,(HR. Tirmidzi nomor 3513, Ibnu Majah nomor 3850 dan dishahihkan oleh Al Albani rahimahullah dalam Shahih Ibnu Majah nomor 3105) Seorang Ulama berkata: Barang siapa yang bersungguh-sungguh mengerjakan ibadah Lailatul Qodr adalah salah satu malam pada Bulan Ramadhan yang memiliki keutamaan yang sangat besar. Lalu bagaimana cara mendapatkan keutamaan tersebut?اَ للّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنيِّ
Allahumma innaka ‘afuwwun, tuhibbul ‘afwa, fa’fu’anni (Yaa Allah sesungguhnya engkau Maha pemberi ampunan, suka memberi pengampunan, maka ampunilah diriku ini).”
Pertama: Imani adanya dan keutamaannya sesuai
berita yang shohih yang sampai kepada kita. Dengan mengimaninya saja akan
mendapatkan pahala, disamping itu juga dapat memotivasi kita untuk lebih
bersemangat.
Lailatul
Qadar merupakan malam yang sangat indah, penuh ketenangan, kesejahteraan,
keselamatan, kedamaian dan keberkahan.
Menurut para
ulama, Lailatul Qadar bisa berarti Malam Kemuliaan. Bisa juga dinamakan
demikian karena pada malam tersebut turun kitab yang mulia, turun rahmat dan
turun malaikat yang mulia.
ِإِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (١) “Sesungguhnya
Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.
Lailatul
Qadar juga bisa berarti malam yang penuh sesak karena ketika itu banyak
malaikat turun ke dunia. Pada malam inilah, banyak para malaikat yang turun ke
bumi, termasuk malaikat yang paling utama yaitu Jibril -’alaihissalaam-.
تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ
رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (٤ Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat
Jibril dengan izin Rabb-nya untuk mengatur segala urusan.
“Lailatul
Qadar itu pada malam 27 atau 29, sungguh Malaikat yg turun pd saat itu ke bumi
lebih banyak dari jumlah batu kerikil.” (HR Thayalisi dlm Musnad-nya no. 2545;
juga Ahmad II/519; dan Ibnu Khuzaimah dlm shahih-nya II/223)
Bisa juga
berarti malam penetapan takdir / qodar.
فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِي(٤)أَمْرًا مِنْ
عِنْدِنَ
Pada malam
itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari
sisi kami.
(QS. Ad
Dukhaan)
Pada malam
ini, segala urusan yang penuh hikmah dirinci, maksudnya segala kejadian selama
setahun ke depan ditentukan dengan izin Allah yang Maha Kuasa dan Maha
Bijaksana. Penentuan takdir pada malam tersebut adalah penentuan takdir
tahunan.
Malam itu
penuh keselamatan, kedamaian dan keberkahan.
سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ Malam itu (penuh) keselamatan hingga
terbit fajar.
(QS. Al
Qadr)
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi
(QS. Ad
Dukhaan)
وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (٢)لَيْلَةُ
الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (٣ Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam
kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (QS. Al Qadr)
Menakjubkan,
malam tersebut lebih baik daripada seribu bulan yaitu sekitar 83 tahun.
(Untuk Makna
Nama Lailatul Qodr, Periksa Zaadul Maysir, 6/177, Ibnul Jauziy, Mawqi’
At Tafaasir, Asy Syamilah).
Kedua: Beribadah sesuai dengan yang
dicontohkan oleh Nabi.
Sholat
Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيْمَانًا وَ
احْتِسَابًا غُفِرَ له مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Artinya :
Barang siapa berdiri (shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan
dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” [Hadits Riwayat Bukhari 4/217 dan
Muslim 759]
Do’a
Disunnahkan
untuk memperbanyak do’a pada malam tersebut.
Tirmidzi,
Ibnu Majah dan selainnya meriwayatkan dari Ummul Mukminin ‘Aisyah radliallahu
‘anha, beliau berkata,
قلت يا رسول الله أرأيت إن علمت أي ليلة ليلة القدر ما
أقول فيها ؟ قال قولي اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عني
Aku berkata
kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, apabila aku mengetahui waktu malam Al
Qadr, apakah yang mesti aku ucapkan pada saat itu?” Beliau menjawab,
“Katakanlah,
اَ للّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ
الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنيِّ
Allahumma
innaka ‘afuwwun, tuhibbul ‘afwa, fa’fu’anni
(Yaa Allah
sesungguhnya engkau Maha pemberi ampunan, suka memberi pengampunan, maka
ampunilah diriku ini).”
(HR.
Tirmidzi nomor 3513, Ibnu Majah nomor 3850 dan dishahihkan oleh Al Albani rahimahullah
dalam Shahih Ibnu Majah nomor 3105)
Seorang
Ulama berkata: Barang siapa yang bersungguh-sungguh mengerjakan ibadah di malam
tersebut seperti shalat /qiyamullail, membaca qur`an, berdoa, berdzikir dan
mengerjakan amalan-amalan baik lainnya akan mendapatkannya dan memperoleh
keuntungan yang telah Allah janjikan bagi orang-orang yang menghidupkan malam
tersebut jika dia mengerjakannya dengan mengimani dan mengharapkan pahalanya
(ikhlash karena Allah / mengharap pahala/ridho Allah bukan karena selain
Allah).
Semoga kita
diberi karunia oleh Allah agar bisa mendapatkan keutamaan lailatul qodar.
Tanda Malam Lailatul Qadar
[1] Udara
dan angin sekitar terasa tenang. Sebagaimana dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْلَةُ
القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ
الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء
“Lailatul
qadar adalah malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak
begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar lemah dan nampak
kemerah-merahan.” (HR. Ath Thoyalisi. Haytsami mengatakan
periwayatnya adalah tsiqoh /terpercaya)
[2] Malaikat
menurunkan ketenangan sehingga manusia merasakan ketenangan tersebut dan
merasakan kelezatan dalam beribadah, yang tidak didapatkan pada hari-hari yang
lain.
[3] Manusia
dapat melihat malam ini dalam mimpinya sebagaimana terjadi pada sebagian
sahabat.
[4] Matahari
akan terbit pada pagi harinya dalam keadaan jernih, tidak ada sinar. Dari Abi
bin Ka’ab bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang
artinya,”Shubuh hari dari malam lailatul qadar matahari terbit tanpa sinar,
seolah-olah mirip bejana hingga matahari itu naik.” (HR. Muslim) (Lihat Shohih
Fiqh Sunnah II/149-150)
Semoga Allah
memudahkan kita untuk meraih malam tersebut. Amin Yaa Mujibas Saailin.
“ RAHASIA LAILATUL QADR “
Keutamaannya sangat besar, karena
malam ini menyaksikan turunnya Al-Qur’an Al-Karim, yang membimbing orang-orang
yang berpegang dengannya ke jalan kemuliaan dan mengangkatnya ke derajat yang
mulia dan abadi. Umat Islam
yang mengikuti sunnah Rasulnya tidak memasang tanda-tanda tertentu dan tidak
pula menancapkan anak-anak panah untuk memperingati malam ini, akan tetapi
mereka berloma-lomba untuk bangun di malam harinya dengan penuh iman dan
mengharap pahala dari Allah.
Inilah wahai
saudaraku muslim, ayat-ayat Qur’aniyah dan hadits-hadits nabawiyah yang shahih
menjelaskan tentang malam tersebut.
" Keutamaan Malam Lailatul Qadar "
Cukuplah
untuk mengetahui tingginya kedudukan Lailatul Qadar dengan mengetahui
bahwasanya malam itu lebih baik dari seribu bulan, Allah berfirman.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ
الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ
خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا
بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
(5)
“Artinya
: Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur’an pada malam Lailatul Qadar,
tahukah engkau apakah malam Lailatul Qadar itu ? Malam Lailatul Qadar itu lebih
baik dari seribu bulan, pada malam itu turunlah melaikat-malaikat dan Jibril
dengan izin Allah Tuhan mereka (untuk membawa) segala usrusan, selamatlah malam
itu hingga terbit fajar” [Al-Qadar : 1-5]
Dan pada
malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ
مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ (3) فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
(4) أَمْرًا مِنْ عِنْدِنَا إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ (5) رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ
إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ [الدخان/3-6]
“Artinya
: Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan
sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala
urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami.
Sesungguhnya Kami adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui” [Ad-Dukhan :
3-6]
Waktunya
Diriwayatkan
dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa malam tersebut terjadi pada
tanggal malam 21,23,25,27,29 dan akhir malam bulan Ramadhan. [1]
Imam Syafi’i
berkata : “Menurut pemahamanku. wallahu ‘alam, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjawab sesuai yang ditanyakan, ketika ditanyakan kepada beliau :
“Apakah kami mencarinya di malam ini?”, beliau menjawab : “Carilah di malam
tersebut” [ Syarhus Sunnah 6/386]
Pendapat
yang paling kuat, terjadinya malam Lailatul Qadar itu pada malam terakhir bulan
Ramadhan berdasarkan hadits Aisyah Radhiyallahu ‘anha, dia berkata Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf di sepuluh hari terkahir bulan
Ramadhan dan beliau bersabda.
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ
فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ ».
“Artinya
: Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir
bulan Ramadhan” [Hadits Riwayat Bukhari 4/225 dan Muslim 1169]
Jika
seseorang merasa lemah atau tidak mampu, janganlah sampai terluput dari tujuh
hari terakhir, karena riwayat dari Ibnu Umar, (dia berkata) : Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda.
« الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ – يَعْنِى
لَيْلَةَ الْقَدْرِ – فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلاَ يُغْلَبَنَّ
عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِى ».
“Artinya
: Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai
terluput tujuh hari sisanya” [Hadits Riwayat Bukhari 4/221 dan Muslim 1165]
Ini
menafsirkan sabdanya.
« أَرَى رُؤْيَاكُمْ فِى الْعَشْرِ
الأَوَاخِرِ فَاطْلُبُوهَا فِى الْوِتْرِ مِنْهَا ».
“Artinya
: Aku melihat mimpi kalian telah terjadi, barangsiapa yang mencarinya
carilah pada tujuh hari terakhir” [Lihat Maraji’ tadi]
Telah
diketahui dalam sunnah, pemberitahuan ini ada karena perdebatan para sahabat.
Dari Ubadah bin Shamit Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam ke luar pada malam Lailatul Qadar, ada dua orang sahabat
berdebat, beliau bersabda.
« إِنِّى خَرَجْتُ لأُخْبِرَكُمْ بِلَيْلَةِ الْقَدْرِ ، وَإِنَّهُ
تَلاَحَى فُلاَنٌ وَفُلاَنٌ فَرُفِعَتْ وَعَسَى أَنْ يَكُونَ خَيْرًا لَكُمُ
الْتَمِسُوهَا فِى السَّبْعِ وَالتِّسْعِ وَالْخَمْسِ » .
“Artinya
: Aku keluar untuk mengkhabarkan kepada kalian tentang malam Lailatul
Qadar, tapi ada dua orang berdebat hingga tidak bisa lagi diketahui kapannya;
mungkin ini lebih baik bagi kalian, carilah di malam 29. 27. 25 (dan dalam
riwayat lain : tujuh, sembilan , dan lima)” [Hadits Riwayat Bukhari 4/232]
Telah banyak
hadits yang mengisyaratkan bahwa malam Lailatul Qadar itu pada sepuluh hari
terakhir, yang lainnya menegaskan, di malam ganjil sepuluh hari terakhir.
Hadits yang pertama sifatnya umum sedang hadits kedua adalah khusus, maka
riwayat yang khusus lebih diutamakan dari pada yang umum, dan telah banyak
hadits yang lebih menerangkan bahwa malam Lailatul Qadar itu ada pada tujuh
hari terakhir bulan Ramadhan, tetapi ini dibatasi kalau tidak mampu dan lemah,
tidak ada masalah, dengan ini cocoklah hadits-hadits tersebut tidak saling
bertentangan, bahkan bersatu tidak terpisah.
Kesimpulannya.
Jika seorang
muslim mencari malam lailatul Qadar carilah pada malam ganjil sepuluh hari
terakhir : 21, 23,25,27 dan 29. Kalau lemah dan tidak mampu mencari pada
sepuluh hari terakhir, maka carilah pada malam ganjil tujuh hari terakhir yaitu
25,27 dan 29. Wallahu ‘alam
Bagaimana Mencari Malam Lailatul Qadar?
Sesungguhnya
malam yang diberkahi ini, barangsiapa yang diharamkan untuk mendapatkannya,
maka sungguh telah diharamkan seluruh kebaikan (baginya). Dan tidaklah diharamkan
kebaikan itu, melainkan (bagi) orang yang diharamkan (untuk mendapatkannya).
Oleh karena itu dianjurkan bagi muslimin (agar) bersemangat dalam berbuat
ketaatan kepada Allah untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan penuh
keimanan dan mengharapkan pahala-Nya yang besar, jika (telah) berbuat demikian
(maka) akan diampuni Allah dosa-dosanya yang telah lalu.
Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda.
وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ
إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Artinya
: Barang siapa berdiri (shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan penuh
keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah
lalu” [Hadits Riwayat Bukhari 4/217 dan Muslim 759]
Disunnahkan
untuk memperbanyak do’a pada malam tersebut. Telah diriwayatkan dari Sayyidah
AisyahRadhiyallahu ‘anha, (dia) berkata :
قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ
أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا
قَالَ « قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ
عَنِّى ». قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ.
“Aku
bertanya, “Ya Rasulullah ! Apa pendapatmu jika aku tahu kapan malam Lailatul
Qadar (terjadi), apa yang harus aku ucapkan ?” Beliau menjawab, “Ucapkanlah :
“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul afwa fa’fu’annii”
“Ya Allah Engkau Maha Pengampun dan mencintai orang yang meminta ampunan, maka
ampunilah aku” [2]
Saudaraku
-semoga Allah memberkahimu dan memberi taufiq kepadamu untuk mentaati-Nya-
engkau telah mengetahui bagaimana keadaan malam Lailatul Qadar (dan
keutamaannya) maka bangunlah (untuk menegakkan shalat) pada sepuluh malam
terakhir, menghidupkannya dengan ibadah dan menjauhi wanita, perintahkan kepada
isterimu dan keluargamu untuk itu, perbanyaklah perbuatan ketaatan.
Dari Aisyah
Radhiyallahu ‘anha.
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه
وسلم – إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ ،
وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ .
“Artinya
: Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila masuk pada
sepuluh hari (terakhir bulan Ramadhan), beliau mengencanngkan kainnya[3]
menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya” [Hadits Riwayat Bukhari
4/233 dan Muslim 1174]
Juga dari
Aisyah, (dia berkata) :
قَالَتْ عَائِشَةُ رضى الله عنها
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَجْتَهِدُ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ
مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِى غَيْرِهِ.
“Artinya
: Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersungguh-sungguh
(beribadah apabila telah masuk) malam kesepuluh (terakhir) yang tidak pernah
beliau lakukan pada malam-malam lainnya” [Hadits Riwayat Muslim 1174]
Tanda-Tandanya
Ketahuilah
hamba yang taat -mudah-mudahan Allah menguatkanmu degan ruh dari-Nya dan
membantu dengan pertolongan-Nya- sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam menggambarkan paginya malam Lailatul Qadar agar seorang muslim
mengetahuinya.
Dari ‘Ubay
Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda.
وَأَمَارَتُهَا
أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ
لاَ شُعَاعَ لَهَا.
“Artinya
: Pagi hari malam Lailatul Qadar, matahari terbit tidak menyilaukan,
seperti bejana hingga meninggi” [Hadits Riwayat Muslim 762]
Dari Abu
Hurairah, ia berkata : Kami menyebutkan malam Lailatul Qadar di sisi Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda.
“Artinya
: Siapa di antara kalian yang ingat ketika terbit bulan seperti syiqi
jafnah” [4]
Dan dari
Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda.
{
لَيْلَةُ الْقَدْرِ طَلْقَةٌ لَا حَارَّةٌ وَلَا بَارِدَةٌ , تُصْبِحُ الشَّمْسُ
يَوْمَهَا حَمْرَاءَ ضَعِيفَةً } .
“Artinya
: (Malam) Lailatul Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas
dan tidak juga dingin, (dan) keesokan harinya cahaya sinar mataharinya melemah
kemerah-merahan” [Tahayalisi 349, Ibnu Khuzaimah 3/231, Bazzar 1/486,
sanadnya Hasan]
[Disalin dari Kitab Sifat
Shaum Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam Fii Ramadhan, edisi Indonesia
Sifat Puasa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam oleh Syaikh Salim bin Ied
Al-Hilaaly, Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid, terbitan Pustaka Al-Haura, penerjemah
Abdurrahman Mubarak Ata]
_________
Foote Note.
[1]. Pendapat-pendapat yang ada dalam masalah ini berbeda-neda, Imam Al-Iraqi
telah mengarang satu risalah khusus diberi judul Syarh Shadr Bidzikri Lailatul
Qadar, membawakan perkataan para ulama dalam masalah ini, lihatlah…
[2]. Hadits Riwayat Tirmidzi 3760, Ibnu Majah 3850 dari Aisyah, sanadnya
Shahih. Lihat syarahnya Bughyatul Insan fi Wadhaifi Ramadhan hal. 55-57 karya
Ibnu Rajab Al-Hambali.
[3]. Menjauhi wanita (yaitu istri-istrinya) karena ibadah, menyingisngkan badan
untuk mencarinya
[4]. Muslim 1170. Perkataan : “Syiqi jafnah” syiq artinya setengah, jafnah
artinya bejana. Al-Qadhi ‘Iyadh berkata : “Dalam hadits ini ada isyarat bahwa
malam Lailatul Qadar hanya terjadi di akhir bulan, karena bulan tidak akan
seperti demikian ketika terbit kecuali di akhir-akhir bulan”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar